Giat Beramal dengan Akhlaq Mulia
Kisah Islam - Kholid Bin Walid
Ditulis oleh KH. Shobirun Ahkam
Watilkal-ayyamu Nudawiluhaa bainnas (وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ [آل عمران/140]). Artinya: Dan itu hari-hari Kami putarkan di antara manusia. Maksudnya hari, bulan dan tahun, bergulir terus mengikuti kehendak yang Maha Kuasa, hingga titik waktu yang disebut Kiamat.
Sekitar tahun 12 Hijriyyah, bangsa terkuat sejagad adalah bangsa Romawi Timur yang rajanya bernama Kaisar Hiraqla atau Hiraklius atau Hirekles. Karena musuh besarnya yaitu bangsa Persia yang rajanya bernama Abarwiz bin Hurmuz bin Anusyurwan (أَبَرْوِيز بْن هُرْمُز بْن أَنُوشُرْوَان), telah dikalahkan dalam perang akbar selama sekitar 8 sampai 9 tahun.
Tetapi sekitar 4 atau 5 tahun setelah bangsa Romawi berpesta-pora merayakan kemenangan akbar tersebut, terkejut oleh datangnya pasukan Arab di bawah pimpinan Khalid bin Al-Walid yang mengamuk, karena ajakan mereka untuk menyembah Allah yang Maha Esa ditolak, bahkan dilawan. Dalam waktu singkat negri Arakah wilayah bagian Romawi Timur tersebut direbut oleh pasukan Khalid.
Pasukan Khalid mengajak penduduk lima kota-besar tetangga Arakah, agar menyembah Allah yang Maha Esa. Karena ajakannya ditolak bahkan dilawan, Khalid dan pasukanya mengamuk lagi hingga lima kota-besar itu dipenuhi mayat yang berguguran dan kotanya direbut. Pejabat-pejabat kerajaan enam kota besar tersebut lebih daripada tercengang. Dengan sedih mereka memohon melalui surat, agar Raja Hiraqla mengirim pasukan dari kerajaan yang telah terlatih di dalam perang.
Perang gila-gilaan digelar lagi di dekat kota Damaskus (Dimasyqa). Hiraqla mengirim pasukan kerajaan berjumlah 5.000 orang dengan berkuda. Raja bawahan Hiraqla untuk Damaskus juga turun-tangan menggerakkan pasukannya, membantu pasukan kerajaan. Peperangan yang tidak seimbang berkecamuk lagi dengan sengit dan menggila. Panglima kerajaan bernama Bathriq Kalus diringkus oleh Khalid, setelah dikalahkan dalam perang tanding dengan garang. Azazir raja bawahan Hiraqla untuk Damaskus lari ketakutan lagi setelah melihat ketangkasan Khalid di dalam main pedang.
Jika kisah ini dilanjutkan untuk menulis kejadian yang berlangsung selama 30 tahun, maka kita akan tahu bahwa akhirnya wilayah kerajaan Romawi Timur yang sangat luas, wilayah kerajaan Persia, dan wilayah kerajaan Turki, dikuasai sepenuhnya oleh kaum Arab. Singkat cerita bahwa Kalimat Allah melambung MahaTinggi, dan Panji Islam berkibar di langit kejayaan.
Karena saat itu Sekularisasi dan Capitalism belum dikibarkan, maka orang menjadi dokter yang dulu bernama Thabib, tidak perlu mengeluarkan uang banyak. Ingin menjadi insinyur bangunan, juga tidak perlu mengeluarkan uang banyak. Hanya saja dulu namanya belum Insinyur. Tetapi kehandalan ilmu orang zaman dahulu tidak kalah dengan orang zaman sekarang. Karena sudah menjadi rumusan abadi bahwa: “Innamal-ilmu bittaallum (إِنَّمَا الْعِلْم بِالتَّعَلُّمِ). Artinya: Sungguh ilmu bisa didapatkan karena belajar. Kalau seorang sudah mendapatkan suatu ilmu, maka ilmu itu akan matang dan berkembang jika dia mau belajar terus.
Kita sebagai kaum Muslimiin dilahirkan kedunia bukan untuk mengikuti arus zaman atau arus kodar.[1] Tetapi diperintah agar menjadi kaum yang berakhlaq mulia dan giat melakukan amalan-amalan yang bisa mendekatkan diri pada Allah, keluarga, dan manusia. Tetapi harus mengikuti petunjuk Allah dan Rasulullah SAW. Di dalam Al-Quran, Allah berkali-kali memaparkan petunjuk yang ajaib atau indah. Intinya agar kita cerdas dan teliti. Karena sepandai apapun manusia, masih bisa dijebak atau ditipu oleh syaitan dan pasukanya.
[1] Arus kodar harus dilawan dengan cara berusaha pada yang lebih baik dan bermanfaat. Jika tidak mampu melakukannya karena sesuatu, berarti kodar tersebut, “Kehendak yang Maha Kuasa.”
Rujukan: http://mulya-abadi.blogspot.com/2012/08/giat-beramal-dengan-akhlaq-mulia.html atau: http://diy.ldii.info/index.php?option=com_content&view=article&id=467%3Agiat-beramal-dengan-akhlaq-mulia&catid=44%3Amhs-pelajar&Itemid=403
Semoga bermanfaat 😇
LDII BANYUWANGI

